ROKET RX 550 DAN RUDAL BUATAN INDONESIA
10.43.00 |
|loading...
Masyarakat selalu menunggu terciptanya rudal buatan Indonesia sendiri yang mampu menembak dengan jangkauan yang sangat jauh bahkan sampai keluar angkasa. Negara kuat adalah Negara yang mampu mandiri dalam hal hal peralatan militernya termasuk pembuatan senjata tempur canggih meliputi roket, missile, pesawat jet, kapal perang, senapan, tank dan lainya.
Negara tetangga boleh berbesar hati dengan kemampuannya membeli peralatan militer canggih karena memang didukung dengan kemampuan financial yang cukup besar. Keadaan itu nampaknya membuat mereka mulai berulah dengan mengembangkan wilayahnya sehingga berusaha mencaplok kepulauan terluar RI. Hal itu mulai disadari oleh Indonesia dengan menambah anggaran militernya, namun keadaan itu belum bisa mencukupi kebutuhan pengadaan Alutsista TNI secara keseluruhan. Sehingga langkah tepat diambil dengan progam penciptaan senjata-senjata canggih secara mandiri dan hal itu dirasa mampu karena kenyataanya banyak pakar-pakar senjata RI yang hebat.
Kemandirian teknologi Alutsita mulai mendapatkan jawaban dengan berhasil dibuatnya Panser Anoa oleh PT PINDAD, pesawat CN 235MPA Oleh PT. DI, Kapal cepat Fast Patrol Boat oleh PT. PAL, Amunisi oleh PT.PINDAD, Senapan Serbu SS1, SS2, SS3 Oelh PT PINDAD, Smoke Warhead, Pesawat tanpa awak, dan masih banyak lainya.
Keadaan ini secara signifikan mampu membuat TNI semakin kuat dan disegani. Yang menarik adalah kini Indonesia melalui LAPAN telah mengembangkan pembuatan Roket RX 350 dan missile super dengan jangkauan jarak sedang dan jauh.
Perjalanan pembuatan Roket dan Missile Indonesia masih panjang dan berliku, jika dibandingkan Jepang, India, Iran dan China.
Namun para ahli LAPAN telah berjanji akan membuat roket Indonesia yang bisa mengarungi ruang angkasa, serta peluru kendali jarak jauh. Coba bayangkan kecanggihan peluru kendali China. Roket mereka berhasil menembak jatuh satelit yang berada di luar angkasa. Jika China mau, mereka bisa menembak semua satelit yang memata-matai negara mereka. Bagaimana dengan Indonesia ?.
LAPAN memiliki rencana ambisius dengan meluncurkan satelit buatan Indonesia ke ruang angkasa pada tahun 2014. Untuk itu, LAPAN bekerjasama dengan pabrik baja Krakatau Steel, membuat diameter roket lebih besar dari RX 420. Krakatau Steel berhasil mengerjakannya dan terciptalah roket RX 550 (kaliber 550mm). RX 550 merupakan komponen tingkat pertama dan kedua dari Roket Pengorbit Satelit yang memiliki panjang 8-10 meter. Saat ini roket RX 550 terus menjalani tahap revisi desain. Lapan menargetkan, RX 550 mampu meluncur hingga 500 km dan rampung pada akhir tahun 2012. Selain menggarap RX 550, LAPAN dan lembaga lembaga strategis lainnya juga sedang merancang roket kendali atau cruisser. Salah satunya diberi nama Roket Kendali Nasional atau RKN 200. RKN 200 akan menjadi roket tingkat empat yang berfungsi sebagai roket pengorbit satelit. RKN 200 sedang dirancang untuk memiliki tujuh kali kecepatan suara atau 7 Mach.
HSFTB
Pembuatan roket kendali memang rumit, karena Indonesia belum menguasai guide missile-nya. Sejak tahun 2010 guide missile tersebut dipelajari dengan membuat pesawat tanpa awak High Speed Flying Test Bed, HSFTB. HSFTB merupakan wahana terbang turbojet, untuk menguji sistem kendali dengan memeriksa beragam parameter dinamika terbang yang tepat dan akurat. Selain untuk roket pengorbit satelit, HSFTB berguna sebagai tahapan membuat rudal nasional dan UAV tingkat advance. Wahana terbang HSTFB menganalisa anomali trayektori, menguji signifikansi perbaikan peralatan, serta menguji strategi terbang agar mencapai sasaran.
Informasi dari pesawat HSFTB ditransfer ke RKN 200 untuk merevisi kemampuan flight control system (rate gyro, akselero dan GPS), sistem tracking rocket jarak jauh (Multi Gain IMU), serta teknologi UAV (komunikasi data). Pesawat yang dijadikan acuan dalam proses desain HSFTB LAPAN adalah Long range missile: Storm Shadow/SCALP EG buatan Konsorsium Eropa, serta AGM-158 Joint Air-to-Surface Standoff Missile, Lockheed Martin, USA.
HSFTB LAPAN sempat jatuh (stall), saat melakukan manuver akibat kehilangan daya dorong. Kejutan daya dorong yang berubah mendadak, tidak bisa diantisipasi oleh aerodinamika HSFTB. Setelah mencoba selama dua tahun, Hasil yang dicapai HSFTB yang diluncurkan dengan booster, lebih baik dibandingkan wahana yang diluncurkan dengan engine. Kini peluncuran dengan booster merupakan pilihan yang dikembangkan lebih lanjut. Semuanya itu terus diujicoba di Serpong Tangerag Banten, Garut- Jawa Barat, serta di Baturaja, Sumatera Selatan.
Jika proyek itu berjalan lancar, Indonesia segera memiliki roket pengorbit satelit ke luar angkasa dan peluru kendali strategis jarak jauh. Selai itu kini Indonesia dengan PT. PAL juga telah menjalankan proyek pembuatan Kapal Selam untuk kebutuhan TNI AL guna menjaga perairan Indonesia. Kita tunggu saja semoga semuanya berjalan lancar.
Sumber : Militer Indnesia
Negara tetangga boleh berbesar hati dengan kemampuannya membeli peralatan militer canggih karena memang didukung dengan kemampuan financial yang cukup besar. Keadaan itu nampaknya membuat mereka mulai berulah dengan mengembangkan wilayahnya sehingga berusaha mencaplok kepulauan terluar RI. Hal itu mulai disadari oleh Indonesia dengan menambah anggaran militernya, namun keadaan itu belum bisa mencukupi kebutuhan pengadaan Alutsista TNI secara keseluruhan. Sehingga langkah tepat diambil dengan progam penciptaan senjata-senjata canggih secara mandiri dan hal itu dirasa mampu karena kenyataanya banyak pakar-pakar senjata RI yang hebat.
Kemandirian teknologi Alutsita mulai mendapatkan jawaban dengan berhasil dibuatnya Panser Anoa oleh PT PINDAD, pesawat CN 235MPA Oleh PT. DI, Kapal cepat Fast Patrol Boat oleh PT. PAL, Amunisi oleh PT.PINDAD, Senapan Serbu SS1, SS2, SS3 Oelh PT PINDAD, Smoke Warhead, Pesawat tanpa awak, dan masih banyak lainya.
Keadaan ini secara signifikan mampu membuat TNI semakin kuat dan disegani. Yang menarik adalah kini Indonesia melalui LAPAN telah mengembangkan pembuatan Roket RX 350 dan missile super dengan jangkauan jarak sedang dan jauh.
Perjalanan pembuatan Roket dan Missile Indonesia masih panjang dan berliku, jika dibandingkan Jepang, India, Iran dan China.
Namun para ahli LAPAN telah berjanji akan membuat roket Indonesia yang bisa mengarungi ruang angkasa, serta peluru kendali jarak jauh. Coba bayangkan kecanggihan peluru kendali China. Roket mereka berhasil menembak jatuh satelit yang berada di luar angkasa. Jika China mau, mereka bisa menembak semua satelit yang memata-matai negara mereka. Bagaimana dengan Indonesia ?.
LAPAN memiliki rencana ambisius dengan meluncurkan satelit buatan Indonesia ke ruang angkasa pada tahun 2014. Untuk itu, LAPAN bekerjasama dengan pabrik baja Krakatau Steel, membuat diameter roket lebih besar dari RX 420. Krakatau Steel berhasil mengerjakannya dan terciptalah roket RX 550 (kaliber 550mm). RX 550 merupakan komponen tingkat pertama dan kedua dari Roket Pengorbit Satelit yang memiliki panjang 8-10 meter. Saat ini roket RX 550 terus menjalani tahap revisi desain. Lapan menargetkan, RX 550 mampu meluncur hingga 500 km dan rampung pada akhir tahun 2012. Selain menggarap RX 550, LAPAN dan lembaga lembaga strategis lainnya juga sedang merancang roket kendali atau cruisser. Salah satunya diberi nama Roket Kendali Nasional atau RKN 200. RKN 200 akan menjadi roket tingkat empat yang berfungsi sebagai roket pengorbit satelit. RKN 200 sedang dirancang untuk memiliki tujuh kali kecepatan suara atau 7 Mach.
HSFTB
Pembuatan roket kendali memang rumit, karena Indonesia belum menguasai guide missile-nya. Sejak tahun 2010 guide missile tersebut dipelajari dengan membuat pesawat tanpa awak High Speed Flying Test Bed, HSFTB. HSFTB merupakan wahana terbang turbojet, untuk menguji sistem kendali dengan memeriksa beragam parameter dinamika terbang yang tepat dan akurat. Selain untuk roket pengorbit satelit, HSFTB berguna sebagai tahapan membuat rudal nasional dan UAV tingkat advance. Wahana terbang HSTFB menganalisa anomali trayektori, menguji signifikansi perbaikan peralatan, serta menguji strategi terbang agar mencapai sasaran.
Informasi dari pesawat HSFTB ditransfer ke RKN 200 untuk merevisi kemampuan flight control system (rate gyro, akselero dan GPS), sistem tracking rocket jarak jauh (Multi Gain IMU), serta teknologi UAV (komunikasi data). Pesawat yang dijadikan acuan dalam proses desain HSFTB LAPAN adalah Long range missile: Storm Shadow/SCALP EG buatan Konsorsium Eropa, serta AGM-158 Joint Air-to-Surface Standoff Missile, Lockheed Martin, USA.
HSFTB LAPAN sempat jatuh (stall), saat melakukan manuver akibat kehilangan daya dorong. Kejutan daya dorong yang berubah mendadak, tidak bisa diantisipasi oleh aerodinamika HSFTB. Setelah mencoba selama dua tahun, Hasil yang dicapai HSFTB yang diluncurkan dengan booster, lebih baik dibandingkan wahana yang diluncurkan dengan engine. Kini peluncuran dengan booster merupakan pilihan yang dikembangkan lebih lanjut. Semuanya itu terus diujicoba di Serpong Tangerag Banten, Garut- Jawa Barat, serta di Baturaja, Sumatera Selatan.
Jika proyek itu berjalan lancar, Indonesia segera memiliki roket pengorbit satelit ke luar angkasa dan peluru kendali strategis jarak jauh. Selai itu kini Indonesia dengan PT. PAL juga telah menjalankan proyek pembuatan Kapal Selam untuk kebutuhan TNI AL guna menjaga perairan Indonesia. Kita tunggu saja semoga semuanya berjalan lancar.
Sumber : Militer Indnesia